BIDADARIKU TELAH KEMBALI
KAU MARAH
Dengan curiga tanpa alasan
Dan marah yang menyiksa
Q tau kau sengaja
Merangkai kata tuk menghina
Sedangkan aku diam dan bisu
Dalam belenggu siksaanmu
Tak mungkin bahtera ini di pertahankan
Sebab layarnya compang-camping
Dayungnya patah-patah
Sebab gelombang curiga menggelora.
BIDADARIKU TELAH KEMBALI
Menikmati jalanan kota Jogja
dan melahap kenangan yang telah lama tertinggal
menggigil di dalam genggaman mu bidadari
kau masih seperti yang dulu
sisa debu kelud yang menari-nari di jalanan
sesekali terhempas di sudut mata yang
dalam sembab air mata kegembiraan
yang menari nari dalam hati
sebab aku menyentuh mu bidadari
menikmati jalanan kota jogja
berdua kita dilahap malam
tapi kegembiraan yang telah di perkosa rasa kangen
menggigilkan syaraf ku
untuk mencium sayap-sayap mu
tapi kerinduan yang tertahan sejak lama
hanya melahirkan linangan air mata
ternyata kita masih saling mencinta.
Dengan curiga tanpa alasan
Dan marah yang menyiksa
Q tau kau sengaja
Merangkai kata tuk menghina
Sedangkan aku diam dan bisu
Dalam belenggu siksaanmu
Tak mungkin bahtera ini di pertahankan
Sebab layarnya compang-camping
Dayungnya patah-patah
Sebab gelombang curiga menggelora.
BIDADARIKU TELAH KEMBALI
Menikmati jalanan kota Jogja
dan melahap kenangan yang telah lama tertinggal
menggigil di dalam genggaman mu bidadari
kau masih seperti yang dulu
sisa debu kelud yang menari-nari di jalanan
sesekali terhempas di sudut mata yang
dalam sembab air mata kegembiraan
yang menari nari dalam hati
sebab aku menyentuh mu bidadari
menikmati jalanan kota jogja
berdua kita dilahap malam
tapi kegembiraan yang telah di perkosa rasa kangen
menggigilkan syaraf ku
untuk mencium sayap-sayap mu
tapi kerinduan yang tertahan sejak lama
hanya melahirkan linangan air mata
ternyata kita masih saling mencinta.
Komentar
Posting Komentar