SUKA DUKA JIWA

NEGERI SINTETIS
52215
Sawah-sawah yang ditanami tembok-tembok dan beton
dipupuk dengan kesombongan dan kerakusan kota
lahir dari birokrasi liberalisasi tanpa hati
segarnya kehijauan alam berganti warna abu-abu
beras tidak lagi ber ibu pada padi yang tumbuh disawah-sawah basah
sebab petani hanyalah satu suara yang berguna saat pemilu
keberadaanya bukanlah hitungan matematis di meja birokrasi
bukan pasal yang pantas di hitung dalam ranah untung dan rugi
jadi ketika panen berlimpah harga murah
dan musim tanam pupuk dan obat-obatan tak terbeli
kami hanya petani ...rakyat kecil tanpa proteksi
petani hanyalah gurem sebagai alat propaganda elit politik di kota-kota
rakyat yang hanya memberi satu suara buat penguasa
politik yang menjadi Tuhan partai partai
menentukan nasip negeri sintetis ini
sebab rakyat yang di jejali  dengan beras -beras sintetis
yang di tanam di pabrik pabrik para iblis dan kartel-kartel yang menjarah ekonomi
untunglah lidah dan perut tidak terbuat dari besi-besi baja buatan manusia
ia masih maha karya Tuhan yang masih dapat mengecap dan merasa
bahwa plastik tak layak buat makanan manusia
beras-beras sintetis yang beredar di negeri sintetis
yang di bangun dengan kepalsuan janji-janji politis
rakyat yang dididik dengan mental pengemis
antri menjadi orang miskin menerima beras raskin
dan menghinakan diri menerima uang kompensasi
tangan dan kaki bukan lagi alat bersyukur untuk kerja
otak bukan lagi alat berfikir untuk menghitung segala karuniaNya
pada negeri yang semula dijuluki tanah sorga
sekarang hanyalah seoggok kue yang tercabik
oleh kerakusan .....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bunga Kemuning