TANGISAN USAI SHOLAT MAGRIB

Aku sholat magrib bersama istri dan anakku yang paling kecil.
Selesai sholat setelah mengucapkan salam,aku memeluk istriku dan menciumnya.
Tiba-tba ia menangis airmatanya membassahi pipinya.
Aku biarkan dia menjelmakan isi hatinya dalam isakan yang haru,
dan air mata bercucuran.
Setelah tangisanya mereda, aku menggenggam jemarinya
mengusap dan membelainya dan bertanya:
“mengapa kamu menagis umi”?
“sehingga kita dapat menikmati karunia Allah ini selalu bersama”.
“Mengapa kamu bilang begitu Umi kataku penasaran.”
Aneh banyak wanita yang menginginkan suami terkenal,berkedudukan tinggi,
bergelimang harta ,
sebaliknya dalam kemiskinan ini istriku malah bersyukur.
”Aku bersyukur Abi karena kemiskinan ini kita didekatkan,
karena engkau orang biasa. Setiap hari engkau senantiasa bersamaku,
bersama anak-anak dan tetap menjadi imam di rumah ini.
Aku tak dapat membayangkan jika kita bergelimang harta dan kau menjadi pejabat ternama ,
tetu kamu tidak punya waktu untuk kita bersama.
Harta dan pangkat akan menjadi beban dan belenggu bagimu. Walaupun makanan kita sederhana ,rumah kita di gubuk bambu,engkau orang biasa, tapi bagi kami Abi luar biasa.
Abi selalu ada kertika kami membutuhkan,karena itulah aku bahagia dan bersyukur.” begitu jawaban istriku sambil menyeka air matanya.
Aku meraihnya sambil menahan air mata.
”Syukur Alhamdulillah Umi kau telah membantuku menyingkirkan duri-duri dan kerikil tajam yang menghalangi jalan kita kelak, menuju kerumah-Nya yang indah dan mulia ,yaitu sorga”.
(wahai para istri dan ibu-ibu,syukurilah apa-apa yang kamu raih dan miliki saat ini ,agar nikmat Tuhan selalu dilimpahkan kepadamu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUKA DUKA JIWA

Bunga Kemuning